.
Headlines News :
Home » , » Pembagian Suke suke di Aceh

Pembagian Suke suke di Aceh

Written By Admin on Tuesday, October 29, 2019 | 8:47 AM

Seri Sultan Alaiddin Riayat Sjah Alqahar yang memegang kerajaan dari tahun 1537 '_1568 membahagi golongan rakjatnja atas keasalannya yang dinamai kaum atau sukeë. Orang2 suku Hindu yang datang, tampaknya mebentuk 4 kesatuan dan berdiam di Tanoh Abeë, Lam Leuot.Pentja, Montasik dan Lam Nga .
Sebagai Kepala kaum dari mereka adalah
Radja Raden tinggal di Tanoh Abeë.
Orang2 yang berasal dari suku Batak/Karo membentuk kaum Ieë reuloih (kaum tiga ratus), dari suku Hindu Kling (Dagang) kaum Imeum
Peuët (Imam empat) dan orang2 asing lain : 'Arab, Parsi, Turki dll. dari sana-sini datangnya, membentuk kaum Tok Bateë (cukup batu).
Keluarga Sulthan sendiri termasuk dalam suku Tok Bateë. Kemudian barulah terjadi kaum ja Sandang yang berasal dari campuran (peranakan) suku Hindu dan Batak Kareë.
Penginkut2nja memeluk Agama Islam, dikepalai oleh 4 orang (panglima kaum), yang bergelar Imam. Imam2 inilah jang mendjadi penanggun'g jawab dari 4 kaum itu, yang pada akhir abad XIX masih djuga terdapat di Atjeh Besar.
Dalam pantun Atjeh ada disebut :
Kaum Iheë reutoih ban aneuk drang,
kaum Dja Sandang djeura haleba,
kaum tok bateë batjut-batjut,
kaum imeum peuët jang gok-gok donja.
Artinya:
A. Kaum tiga ratus, sebagai bidji drang, yang semacam pohon kacang tanah, tumbuhnya setelah musim memotong padi. matilah segala djerami, maka tumbuhlah sendiri pohon2 drang itu dengan suburnya, buahnya diatas seperti kacang hijau, tetapi bijinya lebih halus.
B.Kaum Dja Sandang, sebagai djeura haleba. haleba (bidji kelabat) warna kuning, bidji ini bahan pemasak kari guna menghilangkan bau
banjir pada daging atau ikan. bidji ini lebih besar sedikit dari bidji drang,
C. Kaum tok Bateë, bacut-bacut. jakni cuma sedikit saja.
D.Kaum Imeum peuët, yang gok2 donya, Gogok = guntjang. maknanja : Kaum ini berpengaruh besar dan memegang peranan penting
dalam pemerintahan.
jadi kaum Imeuem Peuët adalah kaum yang berpengaruh terbesar. Sesudah kaum ini. maka kaum tiga ratuslah yang dapat dipandang besar dan alasanya maka terbentuk kaum itu adalah sebagai beriku!
Orang2 suku Hindu dan Batak/Karo bersengketa karena suatu perkara zina. 300 Orang suku Batak/Karo berhadapan dengan 400 orang suku Hindu hendakmenyelenggarakannya persengketaan itu dengan mengangkat senjata.
Guna menghindari perang saudara ini.maka mereka memperoleh kata sefakat, bahwa orang yang bersalah itu dibawa kesatu arena (tanah lapang) disana akan dilakukan hukum adat, tetapi kemudian dapat dibebaskan.
Bila ia. diWaktu dilakukan tuntutan untuk membunuhnya, dapat melarikan dirinya kesalah satu kaum yang berada disekitar arena itu, yang kelak dapat menempatkannja dalam perkauman mereka, hal ini terjadilah sehingga kedua kaum yang dimaksud bersetia tolong menolong melindungi yang bersalah itu.
Sejak waktu inilah orang2 suku Batak/Karo disebut kaum tiga ratus dan orang2 suku Hindu yang menjadi kaum empat ratus.
Sukeë tok Bateë terbentuk dari orang2 asing lain : Arab, Parsi, Turki, Habsji.Kling dll.yang berturut2 diam di Atjeh.
Tentang terjadinja pun ada suatu ceritera pula yaitu : Sewaktu Sultan Alaiddin Riajat Sjah Alqahar membangunkan sebuah istana, maka dikerahkan Baginda rakjatnya berseraja membawa batu2 untuk keperluan itu. Orang orang bangsa asing turut juga melakukan pekerdjaan itu dan mereka ini yang lebih giat bekerja dan lekas mencukupi batu untuk keperluan pembangunan istana itu.
Sesudah batu2 penghabisan dibawa oleh orang2 asing ini. maka Suthan bertitah supaja menghentikan pekerdjaan itu, disebabkan batu sudah cukup (Tok Bateë). Sejak waktu itulah orang2 jang berasal dari bangsa asing digelarkan kaum Tok Bateë.
Suithan familie asalnyapun dari orang2 diluar Atjeh. umumnja dari orang2 Parsi,'Arab,Malaju dan Bugis, yang mempunyai pengetahuan memerintah secara Islam dan terpandang karena pergaulan dan bijaksananya, menurut sedjarah Melaju ada djuga turunan Radja Atjeh yang datang dari cempa.Kembodja,jadi Raja dan keluargaya termasuk dalam kaum Tok Bateë.
Djikalau ceritera orang dapat dipercaya. maka kaum Dja Sandang ada kemungkinan berasal dari seorang Radja Batak datangnya dari XXII
mukims. kampung Lam Panaih.Laweuëng, Kalé dan Pandei. dipesisir Selat Malaka.
Nama gelarnya diperolehnya dari seorang Sultan Atjeh. kerena ia mempersembahkan kepada Sultannja setiap tahun satu bambu
(pacok) yang berisikan tuak yang disandang dibahunya dengan seutas tali.
Kaum2 Dja Sandang. Iheë reutoih dan Tok Bateë untuk dapat mengimbangi kaum 400. selalu bersatu. Djuga kaum2 ini disebutkan kaum Iheë reutoih (kaum tiga ratus). Setiap kampung atau mukim biasanja didjumpai
orang2 jang berasal dari berbagai2 kaum. tetapi selamanja dikuasai oleh kaum jang orang2nja banjak mendjadi penduduknja.
Mereka jang terikat dalam satu kaum, berada dibawah kuasa dari atau satu kepala-famili jang bergelar Panglima kaum.
Kaum adalah sekeIuarganja jang dinamai djuga aneuk sukeë (anak suku). Dalam pemerintahan jang dahulu2 ada djuga terdjadi pertumpahan-darah jang dipersengketakan antara kaum 300 dengan kaum 400.
Manakala terjadi persengketaan ini.maka masing-masing anak kaum mencari kaumnya yang merupakan tali Famili. Dimasa yang begini rupa. maka perkawinan antara kaum dimaksud tidaklah dilakukan orang.
Dalam masa peperangan dengan Portugis dan sampai kepada Belanda mareka melupakan perselisihan sesamanja untuk kepentingan negara (tarich aceh dan nusantara HM zainuddin.ft suke di gayo)
Share this post :

Post a Comment

 
Support : Your Link 1 | Kupi Atjeh | Your Link 2
Copyright © 2011. Kupi Aceh - All Rights Reserved
Theme Maskolis Oprexed Your Link 1
Powered by You Know It