KONTROVERSI TGK DI LHOKSEUMAWE : BENARKAH BELIAU PENDIRI KOTA LHOKSEUMAWE..?
(Sebuah wacana antithesa sejarah Aceh)
Gambar dibawah ini adalah kuburan Tgk Di Lhokseumawe yg terletak di desa Banda Masen kota lhokseumawe (photo insert, makam Tgk Di Lhokseumawe, desa banda maseen, lhokseumawe, courtesy pribadi). Dahulunya kuburan ini adalah sebuah kuburan tua seorang ulama yg hanya bernisankan batu gunung tanpa sarakata.
Kuburan ini telah dipugar oleh Dinas perhubungan pariwisata kota lhokseumawe pd bulan oktober 2014. Tak jauh di belakang kuburan ini, tepatnya dikrueng cunda, terdapat satu palung yg dalam (lhok), yg arus pusaran air bawah berputar (meuawee), dimana tempat tersebut dahulu sering merenggut korban jiwa karena banyak korban tenggelam dipusaran air tsb.
Hal ini menimbulkan persepsi (mithos) pada masyarakat adanya korelasi antara mereka yg meninggal karena tenggelam di pusaran air tsb dgn kuburan tua yg terdapat tak jauh dari tempat kejadian tsb. Tempat tersebut di kenal dgn "Lhok Meuawee" dan masyarakat setempat menyebut kuburan tua tsb sbg
"Tgk Lhok Meuawee". Anehnya lagi Dishubpar kota lhokseumawe, bukannya meluruskan sejarah, malah membuat distorsi sejarah mengenai asal usul nama Lhokseumawe, dengan cara memugar kuburan tua tsb dan menulis dinisan kuburan tsb sbg "Makam Tgk Di Lhokseumawe", suatu tindakan konyol dan Ahistoris krn sampai saat ini tdk ditemukan sisa2x nisan kuno plak pleng yg bisa menjelaskan kuburan siapa itu. Dibelakang nisan kuburan Tgk di Lhokseumawe tertulis "Tgk di Lhokseumawe di perkirakan hidup dan menjadi syuhada dalam perang kaum muslimin pada abad ke 14 (1348 M).
Tgk di Lhokseumawe juga dianggap sbg ulama yg membangun pusat kota lhokseumawe kuno di sepanjang sungai/kanal cunda (gampong Banda masen). Kawasan ini juga dijadikan kota pelabuhan dan pelayaran para muallim kerajaan samudra pasai pd abad 13 & 14 M.
Nama Tgk Di Lhokseumawe ini di Ta(m)balkan sebagai kota lhokseumawe (perlu penelitian lebih lanjut...). Oktober 2014 Dishubpar kota lhokseumawe". (Photo insert, plakat dishubpar kota lsm, courtesy pribadi).
Untuk membuktikannya bahwa kuburan tsb, bukanlah seperti yg ditabalkan oleh Dishubpar kota lsm, berikut analisanya :
1. Berdasarkan data sejarah aceh, bahwa setelah Sultan Iskandar Tsani dinobatkan menjadi raja aceh menggantikan Sultan Iskandar Muda yg wafat pd th 1636, beliau melakukan kunjungan pertamanya ke Kota Bandar TELUK SAMAWI.
2. Ditemukannya koin emas (keuh) yg diperkirakan dicetak pd masa Sultan Alaiddin Jauhar Alamsyah bertarikh 1229 H (1807 M) tertera TELUK SAMAWI.
3.Seorang pelaut inggris Tolson yg pernah singgah di aceh, dalam tulisan yang terbit pada 1880, mengatakan, "Di antara semua raja- raja negeri yang berada di pesisir utara dan timur Aceh, satu-satunya raja yang mengalir darah kesultanan Aceh di dalam nadinya hanyalah Teuku Maharaja TELUK SAMAWI, dan ia secara resmi memegang kekuasaan atas negeri-negeri di sepanjang pesisir timur, serta bertindak sebagai wakil sultan dalam mengumpulkan pembayaran pajak mereka."
Dari data2x sejarah di atas, jelas sekali tdk ada tertera tulisan "LHOKSEUMAWE".

Terakhir quote and quote dari presiden pertama RI, soekarno "jangan sekali-kali melupakan sejarah (jasmerah)" dan katakan benar walaupun itu pahit rasanya. Kota Makasar yg dahulunya bernama ujung pandang bisa "move on" kembali menggunakan nama menjadi "Makassar". Jadi masihkah menggunakan nama kota "Lhokseumawe" atau "Bandar Teluk Samawi". Kedua kata tersebut mempunyai konsekwensi yg berbeda, yg satunya merupakan warisan belanda dan satunya lagi warisan endatu kita. (TTD, maymunsyah, social surfer)
+ comments + 1 comments
Kata lhokseumawe bukan dari Belanda, jangan sedikit sedikit menyebutkan Belanda seolah dia berjasa sekali pada sejarah bangsa ini. Perlu diketahui kata lhokseumawe berasal dari orang Aceh sendiri, orang Aceh menyingkat kata "te luk "menjadi lhok. Teluk Dalam bahasa indonesia. Sumawe berasal dari kata samawi. Tak udah menggiring opini menyesatkan yg akan membuat kegaduhan.
Post a Comment